I.
PENDAHULUAN
Iman
menjadi dasar untuk berperilaku bagi setiap insan yang mengaku dirinya muslim.
Karena dengan iman seseorang akan merasakan adanya dzat yang Maha Halus dan
Maha Mengetahui, yang tidak hanya menghindarkan orang dari bebuat jahat tapi
juga memotifasi untuk berbuat baik atau melakukan akhlak terpuji. Iman di dalam
Islam berarti percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rosul-rosulNya, hari akhir, serta qodho’ dan qodar. Beriman kepada Allah
berarti juga beriman kepada lima lainnya termasuk kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada nabi-nabi.
Al Qur’an
merupakan sumber ajaran Islam, salah satunya mengajarkan tentang akhlak. Akhlak
terhadap Allah, akhlak terhadap sesama makhluk. Kedudukan akhlak dalam
kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun
masyarakat dan bangsa, sebab jatu bangunnya suatu masyarakat tergantung
bagimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan
batinnya, apabila akhlaknya buruk maka rusaklah lahir dan batinnya.[1]
Akhlak yang
baik membuat seseorang menjadi aman, tenang dan tidak adanya perbuatan yang
tercela. Seseorang yang berakhlak mulia selalu melksanakan
kewajiban-kewajibannya, kewajiban terhadap dirinya sendiri, terhadap tuhan,
terhadap makhluk lain dan terhadap manusia.
Seseorang yang
berakhlak buruk menjadi sorotan, contoh:
melanggar norma yang berlaku di masyarakat, penuh dengan sifat tercela, tidak melaksanakan kewajiban
maka yang demikian ini menyebabkan kerusakan susunan sistem masyarakat sama
halnya dengan anggota tubuh yang terkena penyakit.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa
pengertian akhlak?
B.
Apasajakah
nilai-nilai akhlak dalam kehidupan?
C.
Pengertian
beriman kepada Al Qur’an?
D.
Bagaimana nilai-nilai
akhlak dalam beriman terhadap Al Qur’an?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian akhlak
Ahmad Musthofa dalam bukunya yang
berjudul akhlak tasawuf mengatakan bahwa dalam bahasa akhlak merupakan bentuk
jamak dari khuluq (khuluqun) yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at.[2] Khuluq merupakan gambaran sifat batin
manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota
badan dan seluruh tubuh. [3]
Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yang sedikit berbeda dari para
ahli. Pendapat-pendapat tersebut anatara lain:
1.
Imam
Al Ghazali mengatakan bahwa akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan terlebih dulu.
2.
Ibnu
Maskawaih medefinisikan akhlak sebagai suatu keadaan yang melekat pada jiwa
manusia, yang berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau
pertimbangan.
3.
Soegarda
Poerbakawatja mengatakan akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan, dan
kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
khaliknya dan terhadap manusia.
4.
M.
Abdullah Daraz mendefinisikan akhlak sebagai suatu kekuatan dalam kehendak yang
mantap, kekuatan berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang
benar atau pihak yang salah.
5.
Ahmad Amin mengatakan, akhlak adalah menangnya suatu
keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung secara
berturut-turut.[4]
Dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah
suatu tindakan manusia yang dilakukan tanpa melaui pertimbangan. Jadi, ketika
seseorang melakukan sesuatu baik itu perbuatan terpuji atau tidak, semua itu
bisa disebut akhlak. Pada hakikatnya, akhlak adalah suatu kondisi atau
sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian. Dari sini
muncullah berbagai macam perbuatan secara spontan tanpa dibuat-buat.[5]
Akhlak juga bisa dikatakan sebagai hasil dari suatu kebiasaan. Jika seseorang
terbiasa melakukan perbuatan baik, maka kebiasaan ini bisa dikatakan sebagai
akhlak yang baik.
Akhlak ada dua
macam, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Di dalam Islam, para
penganutnya diperintahkan untuk mengamalkan akhlak terpuji dan meninggalkan
akhlak tercela. Perintah ini terdapat dalam beberapa ayat Al Qur’an,
diantaranya surat al Ahzab ayat 21
yaitu:
ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqß™u‘ «!$# îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ
Artinya: Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah. ( Q. S. Al Ahzab: 21)
B.
Nilai-nilai
akhlak dalam kehidupan
Akhlak secara garis besar terbagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak
terhadap khaliq (Yang Menciptakan); dan akhlak terhadap makhluk (yang
diciptakan). Dari dua bagian ini, akhlak mengandung semua nilai yang diperlukan
oleh manusia untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Nilai-nilai tersebut dapat dibagi menjadi 5 macam, yakni:
1. Al –
akhlaq al – diniyyah (nilai
– nilai keagamaan)
Nilai- nilai
agama adalah akhlak yang bersangkutan dengan kewajiban hamba kepada Tuhannya,
hal ini meliputi:
a.
Beriman
kepada Allah, kepada rasul – rasul-Nya, malaikat – malaikat-Nya, kitab –
kitab-Nya, qodlo dan qodhar, serta beriman kepada hari akhir. Bersyahadat,
shalat, zakat, puasa, dan haji.
b.
Taat
kepada Allah secara mutlak yakni menjalankan semua perintah – Nya, dan menjauhi
segala larangan – Nya serta takutlah pada Allah.
c.
Memikirkan
ayat-ayat –Nya
d.
Mensyukuri
nikmat – Nya
e.
Bertawaqal kepada – Nya
f.
Berdo’a kepada Allah dengan penuh takut dan
harap
g.
Tidak
putus asa dari rahmat – Nya
h.
Menggantungkan
segala perbuatan masa depan kepada kehendak – Nya, maksudnya adalah jangan kita
berjanji untuk mengerjakan suatu hal. Kecuali dengan mengucapkan “insya Allah”
i.
Selalu
mengingat Allah
j.
Menyucikan
dan membesarkan – Nya dengan cara bedzikir kepada Allah dan bertasbih kepada
Allah dikala waktu pagi dan petang
k.
Mengerjakan
shalat yang diwajibkan
l.
Bertobat
dan memohon ampunan kepada – Nya
m.
Mencintai
Allah melebihi segala-galanya
n.
Tidak
membalas cercaan orang musryik
o.
Menjauhi
majleis-majelis yang membantah kebenaran
Allah
p.
Jangan
banyak bersumpah dengan nama Allah
q.
Menghormati
sumpah, bila telah bersumpah
2. Al – akhlaq al –fardiyyah
(nilai – nilai perseorangan)
a.
Kesucian
jiwa
b.
Menguasai
nafsu
c.
Teguh
pendirian
d.
Menjaga
nafsu makan dan seks yaitu dengan menjalankan puasa dan tidak mengumpuli pasangan halal kita pd
waktu-waktu tertentu, seperti haid
e.
Menahan
rasa marah yaitu memaafkan kesalahan orang lain
f.
Lemah
lembut dan rendah hati
g.
Berhati-hati
dalam mengambil keputusan dan berlaku teliti dalam mengambil tindakan
h.
Istiqomah
dan sabar
i.
Beramal
soleh
j.
Menjauhi
buruk sangka
k.
Berhati
ikhlas
l.
Istiqomah
dan sabar
3. Al – akhlaq al – usratiyyah (nilai – nilai kekeluargaan)
a.
Berbuat
baik dan menghormati orang tua
b.
Memelihara
kehidupan anak-anak
c.
Memberikan
pendidikan akhlak keapada anak
d.
Persamakan
hak dan kewajiban antara istri dan suami
e.
Berusaha
memperbaiki dalam keadaan berselisih
f.
Berbagi
kepada kaum kerabat dan berwasiat untuk mereka
4. Al –
akhlaq al – ijtima’iyyah
(nilai – nilai sosial)
Yang
diperintahkan:
a.
Memenuhi
amanah
b.
Mengatur
perjanjian untuk menyelesaikan sesuatu yang meragukan
c.
Menepati
janji
d.
Member
persaksian yang benar
e.
Mendamaikan
orang mukmin yang berselisih
f.
Memelihara
hubungan silaturrohmi
g.
Tolong
menolong
h.
Menyempurnakan
takaran dan timbangan
i.
Mengembangkan harta anak yatim
j.
Mengajak kepada kebaikan dan melarang
kemungkaran
k.
Menyebarkan ilmu pengetahuan
Yang terlarang:
a.
Zina
b.
Riba
c.
Mencuri/menipu
d.
Judi
e.
Memakan
harta anak yatim
f.
Menganiaya
g.
Mengejek
atau mengolok-olok
h.
Memata-matai
orang (mencari-cari kesalahan orang)
i.
Memperlakukan anak yatim dan orang miskin
dengan buruk
j.
Sombong
k.
Bermaksud jahat atau menuduh wanita yang baik
berzina
l.
Tata
tertib kesopanan
m.
Meminta
izin sbelum masuk ke rumah orang lain
n.
Merendahkan
suara dan jangan memanggil orang dewasa dari jauh dengan berteriak-teriak
o.
Memberi
salam ketika masuk ke rumah orang lain
5.
Al – akhlaq al – dauliyyah (nilai-nilaikenegaraan)
Hubungan antara kepala Negara dengan rakyat, yang meliputi:
Kewajiban
kepala Negara yang meliputi:
a.
Bermusyawarah
dengan rakyat
b.
Menandatangani
keputusan terakhir
c.
Sesuai
dengan prinsip keadilan
d.
Menjaga
ketentraman
e.
Menjaga
harta benda rakyat
f.
Mengumpulkan
zakat
g.
Tidak
membatasi kegunaan harta bagi orang-orang tertentu saja (kaya, berkuasa, dll)
h.
Melaksanakan
hukum Allah
i.
Golongan
minoritas dalam masyarakat mempunyai hak yang sama dari segi undang-undang.
Kewajiban rakyat yang meliputi:
a.
Displin
b.
Taat
yang bersyarat
c.
Bersatu
disekitar cita-cita yang tertinggi
d.
Bermusyawaroh
dalam persoalan orang banyak
e.
Menjauhi
kerusakan
f.
Menyiapkan
diri untuk membela Negara
g.
Menjaga
mutu moral dan semangat rakyat
h.
Menjauhi
supaya tidak membantu musuh
i.
Menjaga
hubungan antar Negara dan menjalin persaudaraan dengan Negara lain
Itulah nila-nilai akhlak yang diajarkan agama Islam, begitu indah
tuntunannya dan akan membawa kita kejalan yang benar bila kita mengamalkannya.[6]
C.
Pengertian
beriman kepada Al Qur’an
Iman menurut
bahasa berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah
membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
anggota badan.[7]
Al Qur’an adalah
kalam Allah SWT yang mu’jiz (melemahkan dan menundukkan orang-orang yang
menentangnya) yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dalam bentuk wahyu, yang
ditulis dalam bentuk mushhaf dan dihafal di dalam dada, yang dibaca
dengan lisan dan didengar oleh telinga, yang dinukil kepada kita secara mutawatir,
tanpa ada keraguan, dan membacanya dinilai ibadah.[8]
Jadi dengan kata lain iman kepada kitab suci Al Qur'an adalah kita harus mempercayai
akan kebenaran semua ayat-ayat yang ada dalam kitab suci Al Qur'an tanpa ada keraguan terhadap
kandungan ayat tersebut, meskipun hanya satu ayat. Maka dari itu, apabila kita masih ragu terhadap kandungan
ayat-ayat Al Qur'an meskipun hanya
satu ayat saja, maka dipastikan iman kita belum sempurna.
Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah
salah satu rukun iman. Iman di sini berarti membenarkan dengan penuh keyakinan
bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang telah diturunkan kepada hamba-hambaNya
dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas.[9] Beriman kepada
Al Qur’an adalah wajib dan perintah beriman kepada Al Qur’an terdapat dalam Al
Qur’an itu sendiri.
Allah SWT
berfirman:
z`tB#uä ãAqß™§9$# !$yJÎ/ tAÌ“Ré& Ïmø‹s9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§‘ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4 <@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ß™â‘ur Ÿw ä-ÌhxÿçR šú÷üt/ 7‰ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß™•‘ 4 (#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy™ $oY÷èsÛr&ur ( y7tR#tøÿäî $oY/u‘ šø‹s9Î)ur çŽÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami
taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali." (Q. S. Al Baqarah: 285)
D.
Nilai-nilai
akhlak dalam beriman terhadap Al Qur’an
Berikut adalah nilai-nilai akhlak dalam beriman kepada al Qur’an,
dimana kita mempercayai keberadaan al Quran sebagai kitab suci yang diturunkan
Allah kepada umat manusia dan memperlakukan al Qur’an tersebut. Dan diantara
nilai- nilai akhlak dalam beriman pada al Qur’an adalah nilai-nilai akhlaq
ketika membaca Al-Qur’an, contohnya
a.
Membaca
al Qur’an dalam kondisi yang paling sempurna, misalnya suci dari hadats,
menghadap kiblat, duduk bersila, tidak bersandar atau duduk dengan posisi
seenaknya atau duduk dengan posisi seenaknya atau posisi yang menggambarkan
kecongkakan.
b.
Berusaha
untuk memperindah suaraku ketika membacanya
c.
Memulai
membacanya dengan bacaan ta’awwudz
d.
Membacanya
dengan Tartil, jelas dan perlahan-lahan (sesuai dengan tajwid)
e.
Berusaha
membacanya secara rutin
f.
Memilih
tempat yang bersih dan suci saat membacanya, dan lebih utama di masjid.
g.
Apabila
membaca ayat-ayat sajadah, aku berupaya untuk sujud tilawah
h.
Membaca
Al-Qur’an dengan tenang, menjauhi tertawa, bergurau dan banyak bicara.
Selain
nilai-nilai akhlak yang baik ketika membaca al Qur’an, termasuk juga
nilai-nilai akhlak ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an, seperti:
a.
Memuliakan
Al-Qur’an, menyimpannya di tempat yang terhormat, yang mudah dilihat dan mudah
diambil
b.
Eded
Memungut sobekan-sobekan kertas Al-Qur’an, mengumpulkan, menyimpan atau
membakarnya
c.
Bersungguh-sungguh
mengamalkan isinya, melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi
larangan-larangannya.
d.
Berusaha
menghidupkan majelis-majelis Al-Qur’an, membaca secara bergantian sambil
memperbaiki bacaan dan membaca pula artinya.
e.
Berusaha
untuk menghafal Al-Qur’an, mengulang-ulang dan menjaganya.[10]
IV.
KESIMPULAN
Akhlak merupakan
tindakan manusia yang dilakukan tanpa melaui pertimbangan. Jadi, ketika
seseorang melakukan sesuatu baik itu perbuatan terpuji atau tidak, semua itu
bisa disebut akhlak.
Nilai-nilai dalam akhlak secara garis besar
terbagi menjdi 5, yaitu Al
– akhlaq al – diniyyah (nilai
– nilai keagamaan), Al – akhlaq al –fardiyyah
(nilai – nilai perseorangan), Al – akhlaq al – usratiyyah (nilai – nilai kekeluargaan), Al – akhlaq al – ijtima’iyyah (nilai – nilai sosial), Al – akhlaq al – dauliyyah (nilai-nilaikenegaraan).
Iman kepada kitab suci
Al Qur'an adalah kita harus mempercayai akan kebenaran semua ayat-ayat yang ada
dalam kitab suci Al Qur'an tanpa ada keraguan terhadap kandungan ayat tersebut,
meskipun hanya satu ayat.
Nilai-nilai akhlak dalam beriman kepada al Qur’an adalah
mempercayai keberadaan al Quran sebagai kitab suci yang diturunkan Allah kepada
umat manusia dan memperlakukan al Qur’an tersebut dengan akhlak yang baik.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah ini penyusun buat, penyusun mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah
ini terdapat kekurangan. Penyusun meminta kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar